“Udah telat nih, kesan pertama loh kita”
”Idealnya jam 8 kurang kita udah di lokasi”
08:08, tiga pesan di WAG yang semakin membuat gak enak. Sudah lewat 8 menit dari waktu yang di janjikan, entah siapa yang memulai untuk telat. Kita berenam, satu orang sudah sampai lokasi, dan lima orang lainnya masih dalam perjalanan, saya termasuk kedalam lima orang yang masih dalam perjalanan. Padahal saya sudah menunggu di tempat yang sudah disepakati sehari sebelumnya jauh sebelum jam 8. Kesempatan pertama dan sudah telat. Jikapun tak jadi dilanjutkan tak mengapa. Pasrah saja. Tak perlu menyalahkan sesiapa. Ini team. Satu telat semua telat. Satu salah semua menerima.
08:12, akhirnya sampai di titik kumpul. Lewat 12 menit dan semakin merasa tak enak. Canggung. Malu. Dan semacamnya beradu padu. Padahal kami yang menyanggupi untuk datang tepat pukul 08:00.
08:20, perjalanan menuju selatan dimulai, setelah sebelumnya berphoto bersama di depan kantor Diskerpus Kabupaten Lebak dan tak lupa berdoa.
Siap Gaes?
Menuju daerah selatan Kabupaten Lebak harus melewati beberapa kecamatan yang tak kalah keren dan menarik untuk di kunjungi. Sebut saja misalnya Malingpnig, Cihara, Panggarangan, dan Bayah yang merupakan daerah tujuan kali ini. Garis pantai yang membentang dengan ombak yang tinggi, membuat sesiapa menikmati suguhan indah dari yang Maha Indah.
Dan kali ini tujuan kami adalah Pantai Sawarna. Pantai sawarna merupakan pantai yang berada di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, dengan Tanjung Layar sebagai ikon wisata pantai sawarna. Tanjung Layar adalah sebutan untuk dua batu karang menjulang yang jika di lihat hampir menyerupai layar dari sebuah kapal. Dibelakang batu layar terdapat bentangan batu karang yang seolah menjadi pagar penghalang agar ombak tak langsung menerjang batu layar.
Ikon Tanjung Layar
Tak hanya Tanjung Layar, pantai lain di sepanjang sawarna pun tak kalah menarik. Pantai Karang Taraje, Pantai Karang Bokor, Karang Seupang, Pantai Ciantir, Pantai Pulo Manuk, Pantai Legon Pari, Pantai Pasir Putih, menjadi pantai yang tak boleh di lewatkan jika berkunjung ke sawarna. Selain pantai ada juga Gua yang berjarak tak jauh dari pantai, sebut saja Gua Sikadir, Gua Cimaul, Gua Singalong, Gua Langir, Gua Lalay, Gua Harta Karun, Gua Kanekes, Gua Seribu Candi, dan masih banyak Gua yang lain.
13:00, kami sampai di pintu masuk utama pantai sawarna.
“Pintu Indomaret” jawab petugas di pintu masuk saat saya tanya nama pintu masuk ini.
Alasan mengapa diberi nama "Pintu Indomaret" adalah karena pintu masuk yang bersebelahan dengan Indomaret.
Alasan mengapa diberi nama "Pintu Indomaret" adalah karena pintu masuk yang bersebelahan dengan Indomaret.
Pintu pertama ini berada di Kampung Cibeas, Desa Sawarna dan setelah melewati jembatan, kita berada di Desa Cikaung, desa wisata yang sudah ramai oleh para wisatawan dan juga penginapan. Selain “Pintu Indomaret” ada juga pintu lain untuk masuk ke kawasan pantai sawarna. Pintu Kedua yang merupakan pintu baru berada di Kampung Ciroyom, tidak terlalu jauh dari pintu pertama. Pintu Ciroyom lebih ramai, karena terdapat lahan parkir yang cukup luas. Dan kebanyakan pengunjung yang datang menggunakan mobil atau bus masuk melewati pintu dua.
Dan mengapa kami sampai sawarna pukul 13:00? Karena kami mencoba melewati rute dari arah Kecamatan Cilograng. Lebih jauh memang, tapi lebih keren dan menantang. Rute yang meliukliuk dan hijau sepanjang mata memandang. Percayalah bahwa Lebak mempunyai semua yang kita butuhkan. Mungkin Tuhan tengah berbaik hati saat menciptakan Lebak. Bersyukurlah sebanyak-banyaknya.
Tak hanya pantai dan bentangan alam yang indah, Desa Sawarna juga memiliki tangantangan kreatif yang karyanya telah menembus pasar internasional. Dari sebah desa di pesisir telah tumbuh para seniman yang tak hanya mengharumkan tempat mereka tinggal saja. Industi kerajinan tangan, ukiran kayu dan pembuatan gitar yang kesemuanya dilakukan tanpa menggunakan mesin, alias handmade. Harganya pun bervariasi, termahal adalah gitar yang dipesan langsung oleh orang Jepang dan di hargai 15 juta rupiah. Harga yang pantas untuk sebuah karya seni.
Iqbal, pengrajin kayu ukir dari Desa Sawarna
Kembali ke destinasi utama kita, pantai sawarna dan tanjung layar. Menikmati sunset, dan senja dengan langit berwarna emas adalah satu yang tak boleh dilewatkan. Tapi itu juga jika hari cerah. Dan satu yang harus diingatkan adalah bahwa di pantai sawarna, terutama di tanjung layar kita tidak diperkenankan untuk berenang. Alasannya karena ombak yang tinggi dan batu karang yang terhampar, bukan pasir. Jika ingin berenang berjalanlah sedikit, maka pantai yang landai dengan pasir putih yang lembut akan menyambut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar