Kaliini saya dibikin kesel sama partisipan dari Partai
X dan caleg X no. urut sekian Dapil 2 kab. Lebak. Apa pasal? Mereka udah seenak
udel kampanye didepan rumah (ortu) saya. Kalo kampanye seperti biasamah gak
kenapa-kenapa lah ini, mereka dengan tanpa dosa majang bendera partai sama photo caleg di pohon
depan rumah. Oke saya ulangi lagi, di pohon.
Kalo menurut
Wikipedia Indonesia golput tuh gini nih.
Golput atau Golongan
putih adalah gerakan protes
dari para mahasiswa dan
pemuda untuk memprotes pelaksanaan Pemilu 1971 yang
merupakan Pemilu pertama di era Orde Baru. Pesertanya 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955 yang
diikuti 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini adalah
Arief Budiman. Sepanjang Orde Baru,ia dianggap pembangkang dan sulit
mendapatkan pekerjaan walau ia doktor lulusan Harvard dan dosen di Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga serta Universitas Melbourne. Namun,
pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo. Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan
agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara. Di luar gambar parpol
peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Namun, kala itu, jarang ada
yang berani tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena akan ditandai. Maklum, baru
saja Orba selesai melakukan konsolidasi dengan melibas habis bukan saja
pendukung PKI tapi
rezim Orde Lama &
Soekarnois. Pemilu 1971 adalah sarana bagi rezim Orde Baru untuk memantapkan
kekuasaannya.
Golongan putih (golput) pada dasarnya adalah
sebuah gerakan moral yang dicetuskan pada 3 Juni 1971 di Balai Budaya Jakarta,
sebulan sebelum hari pemungutan suara pada pemilu pertama di era Orde Baru
dilaksanakan. Arief Budiman sebagai salah seorang eksponen Golput berpendapat
bahwa gerakan tersebut bukan untuk mencapai kemenangan politik, tetapi lebih
untuk melahirkan tradisi dimana ada jaminan perbedaan pendapat dengan penguasa
dalam situasi apa pun. Menurut kelompok ini, dengan atau tanpa pemilu, kekuatan
efektif yang banyak menentukan nasib negara ke depan adalah ABRI. Kebanyakan tokoh pencetus Golput adalah
“Angkatan ‘66”, walaupun sebagian tokoh “Angkatan ‘66” diakomodasi Orba dalam
sistem. Mereka ada yg menjadi anggota DPR-GR, bahkan Menteri. Namun, yg tetap
kritis melawan rezim baru yg dianggap mengingkari janji itu. Pencetusan gerakan
itu disambung dengan penempelan pamflet kampanye yang menyatakan tidak akan
turut dalam pemilu. Tanda gambarnya segi lima dengan dasar warna putih,
kampanye tersebut langsung mendapat respon dari aparat penguasa. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
@kichigai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar