Jangan lihat saya dengan toga yang telah terpakai. Karena untuk berada di titik ini tidaklah mudah. Ya, saya merasa selain kapasitas otak yang berada dibawah ratarata, mengenakan toga untuk kedua kalinya adalah hal yang luar biasa menurut saya.
Percaya atau nggak hidup saya tuh gak pernah lepas dari komenkomen para mereka yang mungkin amat sangat peduli dengan hidup saya, dan kuliah pun demikian. Semisal ada yang bilang gini (dan ini sering banget) "kuliah kok jurusan perpustakaan", "buat jagain buku doang mah ngapain harus kuliah", "kuliah kok di jurusan gak keren dan jarang peminat", "bakalan susah cari kerja" dan sebagainya dan sebagainya tentang program studi ilmu perpustakaan yang saya pilih. Dan itu baru jurusannya. Belum tempat kuliahnya. Komen seperti "kuliah kok di Universitas Terbuka, bakalan lama", "lulusan Universitas Terbuka gak bakal bisa jadi PNS", "emang ijazah Universitas Terbuka bisa pake ngelamar kerja?", "kapan lulus?", "makanya jangan kuliah di Universitas Terbuka, gak luluslulus kan?". Dan manusiamanusia macam gitu mah diemin aja, nanti juga mati pada waktunya.
Buat saya, lulus itu bukan hanya menyoal "tepat waktu" tetapi "(di) waktu yang tepat". Banyak dari kalian yang lebih beruntung dari saya yang kuliah dengan biaya dari orang tua. ada alasan mengapa saya gak luluslulus, ya karena tiap gak bisa bayar semesteran saya harus cuti. Karena di Universitas Terbuka jika cuti tidak harus bayar registrasi semester berikutnya. Dan itu gak sekali dua kali. Lebih dari itu. Jadi, udah tau kan alasannya mengapa saya lulusnya lama? Kuli dulu gaes, buat bayaran semester.
Lalu jika ada yang bilang jurusan ilmu perpustakaan nyari kerjanya susah. Kalian salah. Salah besar. Karena maaf, maaf banget ya jauh sebelum saya lulus saya sudah kerja dan bukan saya yang ngelamar kerjaan tapi kerjaan yang lamar saya. Maaf ya bukan sombong tapi ini fakta loh. Dan buat yang nyinyirin saya tentang ini beberapa sudah lulus jauh sebelum saya dan masih belum kerja. Mantapkan. Makanya, percaya aja kalo yang namanya rezeki tuh gak bakalan ketuker. Rezeki itu udah sesuai porsinya masingmasing.
Buat mahasiswa Universitas Terbuka yang mahasiswanya paling banyak seIndonesia Raya Merdeka, bisa ikut upacara wisuda di Universitas Terbuka Pusat gedung UTCC (Universitas Terbuka Convention Center) adalah impian hampir semua mahasiswa, makanya biar kata saya lagi sakit ya dikuatkuatin buat ikut. Dan Alhamdulillah Alloh kembali ngasih saya kesempatan untuk kembali hadir di tempat yang sama diantara lebih dari seribu lima ratusan wisudawan dari berbagai daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ya, kali kedua di tempat yang sama dengan suasana haru biru yang luar biasa. Semoga kelak saya bisa kembali mengikuti upacara wisuda di UTCC (Universitas Terbuka Convention Center) dengan toga biru muda. Aamiin...
Ini juga adalah janji saya pada diri, dan pemenuhan janji pada Bapak untuk "minimal lulus S1, kalo ada modal lanjut lagi" dan inilah saya anak Bapak dan Emak, doakan semoga ilmu yang telah saya dapat tidak menjadikan saya manusia yang sombong, semoga ilmunya menjadi berkah dan bermanfaat untuk umat, bukankah sebaikbaiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya? Bukankah manusia yang bahagia adalah manusia yang bermanfaat untuk sesama? Tapi ingat, bermanfaat ya bukan dimanfaatkan. Walau kata dasarnya sama tapi kalo udah ketemu imbuhan maknanya jadi beda.
Jadi gimana? Jadilah manusia yang bermanfaat untuk umat.
#salamliterasi
#pustakawan
SiDede
Mantap kata"na ngabereleng
BalasHapusNgabereleng...
Hapushahaha